NEO
KLASIKISME DAN ROMATISISME
oleh: A.A. Ngr. Gede Surya Buana
Feodalisme
yang berkuasa di Prancis, mulai memudar semenjak pecahnya Revolusi Prancis
dalam tahun 1789. Suasana memudarnya kekuasaan Feodalisme tersebut tidak saja
terasa di Prancis namun juga terasa di Negara lain, yang tidak hanya terjadi
perobahan dalam tata politik maupun tatanan social, tetapi juga berpengaruh
pada lini kehidupan lain yaitu kehidupan budaya dan seni.
Dengan
berakhirnya kekuasaan Feodal terhadap seni maka berakhirlah penentu seni,
khususnya dari penguasa kerajaan pada waktu itu, bahkan jauh sebelumnya
kekuasaan gerejapun sudah memudar, sehingga kehidupan seni menjadi bebas tanpa
ada penentu dalam terciptanya karya seni. mereka tidak lagi mempunyai fungsinya
yang jelas dimasyarakat. Lambat laun mereka membentuk kelompok baru
dimasyarakat, yaitu kelompok seniman.
Semenjak
itu Kelompok seniman membuat karya sesuai dengan panggilan seninya atau sesuai
dengan panggilan hatinya, mereka berkarya bukan lagi berdasarkan pesanan maupun
permintaan. Maka dengan demikian mulailah riwayat seni modern dalam sejarah
perkembangan seni yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri.
David
Tokoh utama Neo
Klasik adalah Jaques Louis David (1748-1825), ia merupakan pelukis pertama
dalama sejarah seni modern, oleh karena
ia merupakan tokoh dalam pembaharuan seni modern, sehingga ia menduduki posisi
yang sangat penting di kehidupan sosial masyarakat, kehidupan social yang
meliputi kehidupan politik, maupun dalam
lingkungan intelektual.
David disebutkan tokoh pembaharuan, oleh karena ketika
para pelukis masih diliputi dengan buaian keindahan seni Rococo yang sedang
melanda dunia seni setelah menurunnya kualitas seni Renaissance dengan istilah
Mannerism, justru ia menciptakan suatu karya yang sangat dramatis, tanpa
mengutamakan kemolekan, tetapi menampilkan sebuah kepiluan, dengan karya
“Sumpah Horatii”nya pada tahun 1784. Sebuah karya yang diciptakannya
berdasarkan novel Klasik yang berlebel “Horatius” yang dikarang oleh seorang
budayawan sastra yang bernama Corneille.
Sepintas memang karyanya tersebut tidak jauh berbeda
dengan karya-karya sebelumnya, yaitu pada mashab Barroque dan Rococo yang
diciptakan berdasarkan kemolekan bahkan sensual, namun secara sikap David
karyanya sangat berbeda, oleh karena dia menampilkan hal yang sangat berbeda,
yaitu suatu ceritra yang bernuansa heroic.
Karya
Rococo yang molek dan sensual
Hercules
and Omphale (1730), karya Francois Boucher
Penekanan lain yang ditampilkan pada karya Neo Klasik
David adalah unsur mendidik, hal tersebut dapat dilihat dari karyanya yang
berjudul “Kematian Sokrates”
Tema-temanya yang diambil
dari masa klasik dengan sifat-sifat lukisannya yang sangat rasionil, objektif,
dan cendrung “dingin” , ada perbedaan yang cukup prinsip dengan karakter seni
klasik yang mempunyai karakter hangat dan menggairahkan.
“Kematian
Sokrates” yang penuh dengan nuansa mendidik, karya David
Sesungguhnya Neo Klasik yang
ditekuni oleh para seniman pada masa
David adalah seni yang tidak juah dengan yang hidup pada jaman
Renaissance, david telah membuat seni Klasik menjadi popular kembali untuk
kedua kalinya, setelah satu setengah abad lampau seni klasik yang telah menjadi
trade mark Prancis ditenggelamkan oleh mashab Barok Rokoko.
Dengan ketertiban dan
kedisiplinan David mendalami seni klasik yang penuh dengan nuansa rasional,
akhirnya ia menjadi tokoh pembaharuan dalam seni dalam abad ke 18 di Prancis.
Puncak kejayaannya karya
David adalah sebuah karya yang diberi label “Perang Roma Sabina”. Karya
tersebut dibuat pada tahun 1799, dimana dalam proses pembuatan karya tersebut
ia membuat studi terlebih dahulu dengan drawing,yang jauh lebih dinamis
dibandingkan karya lukisannya
Drawing
“Perang Roma Sabina”
David tidak saja Berjaya dala dunia
seni tetapi ia juga aktif dibidang politik, yang bergerak dalam revolusi, tidak
cukup disitu, tetapi lebih jauh lagi ia menjadi penentu hukuman guillotine (penggal kepala) termasuk
hukuman, dan kedudukannya tersebut menjadikan ia seorang dictator dalam seni
yang dengan gigih mempropagandakan unsur-unsur seni klasik.
Kembalinya Napoleon dari medan perang
membuat suasana baru dalam seni, karena suasana perang yang membuat jiwa
perwira Napoleon yang tertanam dalam
jiwanya tidak mengenal ketenangan, sehingga
snadiwara-sandiwara klasik yang banyak diangkat untuk lukisan, tidak menarik
lagi bagi Napoleon. Seorang murid David merasakan hal tersebut, ia adalah tokoh
yang sangat romantic namun mempunyai jiwa pemberontak. Ia sangat ingin
melepaskan diri dari kungkungan David yang tetap membayangi setiap langkah
karyanya, ia adalah Antoine Jea Gros (1771-1835).
Gros mendapat tugas dari Napoleon
untuk melukiskan kunjungan Napoleon ke rumah sakit kusta. Dalam karya tersebut
dapat dilihat perbedaan yang sangat prinsip dengan karya klasiknya David, yaitu
apabila David menghilnagkan detail-detail yang menjadi latar belakang karyanya,
Gros membuat rumah sakit kusta yang dikunjungi Napoleon jauh berbeda (lebih
indah) dari keadaan rumah sakit kusta yang digambarkannya.
Napoleon
di rumah sakit kusta (1804) karya Antoine-Jean Gros
Tokoh
lain yang menjadi pemancang tonggak Romanitisisme adalah Theodore Gericault.
Tokoh ini kelihatan sangat menonjol terutama dalam perbedaan pandangan dengan
Neoklasikisme, bahkan secara terang-terangan ia menentang Neoklakisme. Ia
mendalami teknik seni lukis ke Roma yang sarat dengan unsur-unsur klasik,
terutama dalam hal kostum-kostum klasik, setelah ia menyelesaikan studinya di
sebuah akademi.
Sekembalinya dari Roma ia tertarik dengan
peristiwa yang sedang heboh dibicarakan di Prancis, yaitu suatu peristiwa
tragis nan memilukan. Peristiwa tersebut dinilai sangat dramatis, yaitu
peristiwa memilukan tentang tenggelamnya sebuah kapal penumpang yang bernama
“Medusa” . Peristiwa yang terjadi pada tahun 1816 sangat menyentuh hati
Gericault, sehingga ia sangat tertarik untuk melukiskannya.
Dalam
melukiskan tersebut bahkan ia memakai model secara langsung dari korban yang
dapat ditemukannya, ia pinjam dari rumah sakit, dijadikan bahan studi, mulai
dari posisi, sampai kemiripan wajah model tersebut, dibuat sedramatis mungkin.
Tenggelamnya
rakit Medusa (1819): 4.91 X 7.16 m., karya Gericault
Eugene Delacroix, satu lagi
tokoh Romantisisme yang mempunyai teknik yang lebih garang dari pelukis
sebelumnya sehingga dijuluki “drunken
broom” karena sapuan kwasnya yang sangat jelas tanpa ada upaya untuk
mendusel. Teknik demikian nanti akan banyak diikuti dalam mashab
Impressionisme, terutama oleh Cezanne.
“Liberty
Leading the People”(1830):2.59x3.25m, karya Eugene Delacroix
Antara Neoklasikisme dengan Romanitisisme mempunyai
perbedaan yang cukup fundamental, karena terdapat pertentangan sebagai latar
belakang penciptaan kedua mashab yang lahir dalam abad yang sama yaitu abad ke
19
Kedua mashab dalam
masing-masing deklarasinya mengungkapkan bahwa:
Neoklasikisme yang di kumandangkan oleh David, menjadikan
ratio sebagai pelita dalam penciptaan seni, sedangkan kaum Romantisisme mengatakan bahwa hati
mempunyai persoalan yang ratio tidak tahu. Itulah ungkapan yang masing
menempatkan ratio dan emosi bukan sebagai satu kesatuan melainkan sebagai suatu
yang bertentangan.
REALISME
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat pertentangan
dianatara kaum Neoklasikisme dengan Romantisisme, namun pada hakekatnya mereka
hanya berurusan dengan hal yang tidak tidak nampak mata, yaitu rasio dan emosi,
mereka adalah kaum idealisme yang tidak menerima kenyataan apa adanya.
Tidak demikian halnya dengan kaum Realisme, yang
mempunyai pandangan dalam menghayati alam ini tanpa ilusi, dan menerima sebagai
objek seni sebagaimana apa adanya yang kasat mata. Hal demikian dikuatkan oleh
ucapan salah seorang tokoh Realisme, yaitu Courbet seorang pelukis Prancis,
dalam deklarasi Realisme:”tunjukkanlah malaikat padaku dan aku akan
melukiskannya”, suatu ucapan yang menunjukkan betapa fanatismenya terhadap hal
yang hanya dapat dilihat oleh mata, dan bukan suatu ilusi, juga tanpa idealis
apalagi distorsi.
Sebagai konsekwensi dari ucapan kaum realism tersebut,
mereka betul-betul mengungkapkan suatu realita, tidak saja secara visual hanya
mewujudkan objek dengan realistis, namun mereka juga mengungkapkan realita
kehidupan, tanpa memperdulikan keindahan, kemolekan, kecantikan, tetapi apa
adanya dalam kehidupan sosial, kehidupan sosial kelas bawahpun sering diangkat
menjadi objek realita. Kalaupun melukiskan keindahan alam, namun sesungguhnya
ia bukanlah melukiskan keindahannya tetapi begaimana keadaan alam tersebut,
yang Nampak dalam panorama atau pemandangan.
Tokoh-Tokoh Realisme:
Franciscode
Goya (1746-1828), ia adalah tokoh realism yang berhubungan erat dengan
Romantisisme. Tokoh yang terkenal dengan karikaturnya adalah Honore Daumier
(1808-1879). Tokoh realism yang vocal adalah Gustave Courbet (1819-1877)
“The
Stone Breakers” 1849, karya Gustave Courbet
“The
Third Class Carriage”(1862), karya Honore Daumier
“The
Haywain”(1821), Karya John Constable
Tidak ada komentar:
Posting Komentar